Monday, October 26, 2009

Thayhwee di Jakarta & Lahirnya si 12

HLH thayhwee lagi...tanggal 17-18 Oktober 2009 di minggu yang lalu, kembali HLH menggelar Thayhwee di Jakarta bertepatan satu tahun setelah Thayhwee di Semarang.

Hari ke-1

Acara Thayhwee dimulai dengan pertemuan dilaksanakan di Mall Citra Land (CL). Rencana awal acara Thayhwee akan dihadiri oleh tamu-tamu di luar HLH yang tepatnya dimulai pada pukul 18.00, akan tetapi karena HLH ingin bercengkerama lebih lama maka untuk kalangan HLH acara dimulai pada siang hari di Pasar Senggol tepatnya food court di Mall CL. Seperti biasanya, kali ini kedatangan Gihu dan Jisiok dari Semarang membawa makanan yang dapat dinikmati oleh para sodara-sodari HLH.

Setelah acara makan dan berbincang-bincang yang tak lupa diisi dengan acara foto dadakan dari para juru foto HLH, dilanjutkan dengan acara foto keluarga besar HLH di studio yang tanpa dihadiri oleh sodara ke-4 dan sodara ke-5 yang sedang berada di luar kota. Kapan ya HLH bisa foto lengkap???

Setelah acara foto keluarga selesai, HLH kedatangan para bintang tamu yaitu Dmit dan Lee. HLH kemudian berkumpul di Dante Coffee Shop yang terletak di lantai dasar Mall Citra Land. Akan tetapi Jisiok tidak ikut berkumpul di sini melainkan langsung menuju Ambas untuk menemui para sesepuh cersil. Sedangkan acara di Dante tetap berlangsung seru apalagi di tempat inilah lahirnya sang adik ke-12.

Setelah puas bercengkerama di Dante, maka semua anggota HLH ditambah dengan Dmit dan Lee kecuali sodari ke-7 yang mempunyai acara lain menuju ke Ambas untuk berkumpul dengan Jisiok dan para sesepuh. Acara berkumpul di Ambas pun tak kalah serunya. Hari itu berakhir dengan cepat dan semuanya merasa lelah dan beristirahat diiringi dengan janji untuk bertemu lagi keesokan harinya untuk keluarga HLH.

Hari ke-2

Hari ini diawali dengan acara sarapan bakmi Acing bersama yang terletak di daerah Grogol. Kali ini sodara ke-4 bisa hadir dan ikut sarapan bersama. Akan tetapi tetap tanpa kehadiran sodara ke-5, sodari ke-7 dan sodari ke-9 yang berhalangan hadir dan sodara ke-8 yang pulang ke kampung halaman. Setelah sarapan bersama kami semua segera menuju ke Glodok Pancoran tanpa kehadiran sodara ke-4 tentunya yang masih mempunyai acara lain.

Sebelum berangkat ke Glodok, tentunya kami mengantarkan sodara ke-3 ke travel agar sodara kami yang satu ini dapat kembali ke Bandung :p Ahhh...makin berkurang dah personil HLH. Di Glodok Pancoran inilah para HLH rela berpanas-panas ria untuk menemani Gihu dan Jisiok berburu cersil. Setelah selesai berburu cersil, acara dilanjutkan dengan nongkrong di Starbuck Mall Taman Anggrek sambil menunggu jam keberangkatan pesawat Gihu dan Jisiok yang akan kembali ke Semarang.

Di Mall TA ini kembali terjadi kehebohan di mana Gihu dan Jisiok membeli buku yang diterjemahkan oleh sodari ke-11 dan sodari ke-11 harus menandatanganinya yang untungnya tidak diminta cap bibirnya :p

Akhir kata, ketika tiba saatnya harus mengantarkan Gihu dan Jisiok ke bandara, kami semua mengantarkannya bersama-sama ke bandara. Akhir kata, akhirnya acara Thayhwee HLH bubar dan berakhir dengan lancar. Sampai bertemu lagi di Thayhwee berikutnya...

Friday, June 19, 2009

Bai Fa Mo Nv Zhuan

Bai Fa Mo Nv Zhuan (ost White Hair Bride)

柔情侠骨儿女命,

róu qíng xiá gǔ ér nǚ mìng

那堪爱起伏难定,

nà kān ài qǐ fú nán dìng

月落溪中照泪影,

yuè luo xī zhōng zhào lèi yǐng

随缘份去将爱重订,

suí yuán fèn qù jiāng ài zhòng dìng

尘俗未想去从命,

chén sú wèi xiǎng qù cóng mìng

时间正反是难定,

shí jiān zhèng fǎn shì nán dìng

十万青丝变白头,

shíwàn qīng sī biàn bái tóu

诉说出我心未平静,

sù shuō chū wǒ xīn wèi píng jìng

山外有山,世外有情

shān wài yǒu shānshì wài yǒu qíng

冷眼看世间衰与兴,

lěng yǎn kàn shì jiān shuāi yǔ xīng

剑论剑,刀比刀,

jiàn lùn jiàndāo bǐ dāo

笑傲山中风正高,

xiào ào shān zhōng fēng zhèng gāo

柔情热血总未平,

róu qíng rè xiě zǒng wèi píng

似梦境

sì mèng jìng


Arti:

cinta lembut seorang perempuan berjiwa pendekar,.

gejolak perasaan sukar ditenangkan,

rembulan dibalik permukaan empang menyinari bayangan air mata.

Kembali mengikuti jodoh, mengikat kembali tali kasih.

meninggalkan keramaian dunia, tidak mau pasrah pada nasib

Bagaimana pun nasib dunia sukar dipastikan.

Berlaksa lembar rambut hitam berubah memutih.

Siapa bilang perasaan hatiku tenang.

Diluar gunung ada gunung.

Diluar dunia terdapat cinta.

Menyaksikan sentosa dan lemahnya dunia.

Pedang melawan pedang.

Golok menandingi golok.

Bertawa angkuh dipuncak bukit nan tinggi.

Perasaan lembut darah mendidih tak pernah tenteram.

Bagai dalam alam impian

Perasaan lembut darah mendidih tak pernah tenteram.

Bagai dalam alam impian


Xi Shuo Ren Sheng (ost Assasination)

戏说人生------罗文 (ost Assasination)

xì shuō rén shēng------luō wén

风吹衣袖月上西楼昨夜的梦中

fēng chuī yī xiù yuè shàng xī lóu zuó yè de mèng zhōng

几番往事几番忧无人懂

jī fān wǎng shì jī fān yōu wú rén dǒng

你说你将要远游不需人相送

nǐ shuō nǐ jiāng yào yuǎn yóu bù xū rén xiāng sòng

留下今夜的梦中你和我

liú xià jīn yè de mèng zhōng nǐ hé wǒ

戏说人生有苦有甜到头依旧是空

xì shuō rén shēng yǒu kǔ yǒu tián dào tóu yī jiù shì kōng

没有分离何来相遇不必强求

méi yǒu fēn lī hé lái xiāng yù bù bì qiáng qiú

寻寻和觅觅冷冷又清清

xún xún hé mì mì lěng lěng yòu qīng qīng

不知下一站将驶向何方

bù zhī xià yī zhàn jiāng shǐ xiàng hé fāng

是是与非非不想再多问

shì shì yǔ fēi fēi bù xiǎng zài duō wèn

只愿每个有我的明天不再有泪

zhǐ yuàn měi gè yǒu wǒ de míng tiān bù zài yǒu lèi

只愿每个有我的明天不再有泪

zhǐ yuàn měi gè yǒu wǒ de míng tiān bù zài yǒu lèi

寻寻和觅觅冷冷又清清

xún xún hé mì mì lěng lěng yòu qīng qīng

不知下一站将驶向何方

bù zhī xià yī zhàn jiāng shǐ xiàng hé fāng

是是与非非不想再多问

shì shì yǔ fēi fēi bù xiǎng zài duō wèn

只愿每个有我的明天不再有泪

zhǐ yuàn měi gè yǒu wǒ de míng tiān bù zài yǒu lèi

只愿每个有我的明天不再有泪

zhǐ yuàn měi gè yǒu wǒ de míng tiān bù zài yǒu lèi


Arti:

Drama of life

angin menghembus lengan baju, bulan di atas paviliun barat, mimpi kemarin malam.

berulang kali terjadi berulang kali sedih tidak ada yang mengerti

Kau bilang kelak ingin pergi jauh mengembara tidak perlu ditemani.

hanya tersisa mimpi malam ini kau dan aku

Drama kehidupan ada yg pahit, ada yg manis pada akhirnya hampa juga

tdk ada perpisahan, perjumpaan di masa yg akan datang tdk perlu dipaksakan?

Mencari-cari, dingin dan sunyi

Tidak tahu siapa akan menjadi lawan di pertarungan yang akan datang

Benar atau salah, tidak ingin bertanya lebih banyak

Hanya berharap masa datang dimana ada aku, tidak akan ada lagi air mata

Hanya berharap masa datang dimana ada aku, tidak akan ada lagi air mata

Mencari-cari, dingin dan sunyi

Tidak tahu siapa akan menjadi lawan di pertarungan yang akan datang

Benar atau salah, tidak ingin bertanya lebih banyak

Hanya berharap masa datang dimana ada aku, tidak akan ada lagi air mata

Hanya berharap masa datang dimana ada aku, tidak akan ada lagi air mata

Jiang Hu Xiao

江湖笑 (ROCH '95) by Emil Chow

jiāng hú xiào

恩怨了ēn yuàn liao

人过招rén guo zhāo

笑藏刀xiào cáng dāo

红尘笑hóng chén xiào

笑寂寥xiào jì liáo

心太高xīn tài gāo

到不了dào bù liao

明月照míng yuè zhào

路迢迢lù tiáo tiáo

人会老rén huì lǎo

心不老xīn bù lǎo

爱不到ài bù dào

放不掉fàng bù diào

忘不了wàng bù liao

你的好nǐ de hǎo

看似花非花kàn sì huā fēi huā

雾非雾wù fēi wù

滔滔江水留不住tāo tāo jiāng shuǐ liú bù zhù

一身嚎情壮志铁傲骨

yī shēn háo qíng zhuàng zhì tiě ào gǔ

原来英雄是孤独yuán lái yīng xióng shì gū dú

江湖笑jiāng hú xiào

爱逍遥ài xiāo yáo

琴豁萧qín huo xiāo

酒来倒jiǔ lái dǎo

仰天笑yǎng tiān xiào

全忘了quán wàng liao

潇酒如风轻飘飘

xiāo jiǔ rú fēng qīng piāo piāo

爱或恨ài huo hèn

都不要doū bù yào


arti:

Dunia persilatan tertawa

Kebaikan dan permusuhan

Yang dihadapi manusia

Di balik senyuman tersembunyi golok

Mentertawakan dunia

Tertawa dalam kesunyian

Hati terlalu tinggi

Tidak sampai

Bayangan rembulan

Jalanan yang panjang

Manusia bisa tua

Hati tidak menjadi tua

Cinta tidak kesampaian

Tidak bisa melepaskan

Tidak bisa melupakan Kebaikanmu

Melihat seperti bunga tapi bukan bunga

Kabut bukan kabut

Gelombang sungai tak bisa ditahan

Berjiwa besar bercita-cita luhur

Memang pahlawan selamanya kesepian

Dunia persilatan tertawa

Cinta yang bebas dan tidak dikekang

Qin pecah dan suram

Arak dituangkan

Memandang ke langit tertawa

Semuanya terlupakan

Dalam dan jernih bagai angin Semilir berkibar

Cinta atau benci

Semuanya tak mau


Thursday, June 11, 2009

Negara Kelima



Judul: Negara Kelima
Pengarang: E.S Ito
Penerbit: Serambi
Tebal buku: 518 hal


Ibu kota Jakarta diguncang pembunuhan berantai kilat, hanya dalam tempo 48 jam 3 orang gadis remaja terbunuh. Pada tubuh salah satu korban ditemukan luka sayatan yg membentuk gambar piramid dengan belahan diagonal pada alasnya. Inspektur Satu Rudi Djatmiko yg menangani kasus ini juga terbunuh beberapa hari kemudian dan luka sayatan yang sama juga terdapat pada tubuhnya. Gambar sayatan ini mengarah kepada satu kelompok yg memang menggunakan simbol tersebut, kelompok teroris yg sedang naik daun dan menyebut dirinya ‘Kelompok Patriotik’, pihak kepolisian menambahkan kata ‘Radikal’ di belakangnya sehingga sering disingkat menjadi KePaRad.

Inspektur Satu Timur Mangkuto, salah satu anggota Detasemen Khusus Anti Teror, menjadi tersangka utama bocornya informasi kepolisian ke pihak KePaRad dan sekaligus tertuduh utama pembunuhan atas Inspektur Rudi yang juga adalah sahabat karibnya. Dalam usahanya menyingkap kebenaran dan membersihkan namanya, Timur Mangkuto menghadapi berbagai kenyataan yg menyulitkan, konspirasi tingkat tinggi di dalam tubuh kepolisian, ilmuwan yg mata duitan sampai kelompok anak muda yg tidak sabar akan kondisi ‘bobrok’ negara Indonesia saat ini dan memilih jalan radikal utk berusaha memperbaikinya. Timur Mangkuto juga harus memeras otak dalam memecahkan teka-teki KePaRad yg melingkupi sajarah awal Nusantara, motif penaklukan Alexander Agung sampai ke misteri tenggelamnya benua Atlantis.

Novel pertama E.S Ito ini bisa dikatakan sangat berani dengan mengambil cerita & latar belakang yg lebih luas ketimbang novel keduanya, Rahasia Meede, walaupun sama-sama berlandaskan sejarah, baik sejarah yg memang terjadi & tercatat maupun yg bersifat teori. Penguasaan akan sejarah & teori yg mendukung ini jelas memperlihatkan persiapan yg cukup matang dari penulis dalam menulis novel ini.

Dari awal cerita sudah terasa alur yg menjanjikan dan mengalir dengan cepat, membuat novel ini memberikan nuansa berbeda dari novel2 karya pengarang dalam negeri lainnya. Hanya sayang novel yg dibangun dengan alur cerita yg baik ini memiliki akhir yg terkesan [imho] dipaksakan sehingga menjadi antiklimaks dari ketegangan & kejutan yg ada di sepanjang cerita. Tapi secara keseluruhan Negara Kelima merupakan novel yg layak baca dan dikoleksi.

Rate: 3,5 of 5