Tuesday, July 29, 2008

Tokyo, Hari 1

Hari 2: 13 Maret 2008

Pagi-pagi jam 5.30 kami sudah bangun untuk bersiap-siap berangkat ke Tokyo , karena kami harus mengejar jadwal kunjungan ke Istana Kaisar Tokyo jam 10 pagi. Jam 6.30 kami sudah berada di stasiun Narita. Lagi-lagi kami kebingungan dengan mesin penjual tiket otomatis. Kali ini seorang kakek menolong kami menunjukkan cara membelinya dan mengantarkan kami ke jalur kereta yang dimaksud. Kami harus menuju guesthouse berikutnya, Khaosan Smile di daerah Asakusa untuk menitipkan ransel-ransel kami. Kali ini kami tak seberuntung malam sebelumnya. Peta yang diberikan kurang jelas, sehingga kami harus berulangkali bertanya pada orang-orang di jalan. Itupun kami nyasar ke cabang lain guesthose tersebut, Khaosan Annex. Untunglah penjaga di Khaosan Annex cukup ramah dan bersedia mengantarkan kami ke Khaosan Smile yang berjarak tak terlalu jauh.

Setelah menitipkan tas, kami bergegas menuju ke stasiun Tokyo . Stasiun pusat itu ramai sekali, dengan banyak penjual makanan di dalam stasiun. Saya membeli sekotak sushi, lalu kami melanjutkan perjalanan ke Istana Kaisar. Ups, ternyata kami harus bergegas, karena kami hanya punya waktu 20 menit lagi. Untung istana teletak tak terlalu jauh dari stasiun Tokyo , sekitar 15 menit jalan kaki.


Kami sampai tepat waktu di depan gerbang Kikyo-mon, di mana puluhan turis lain sudah berbaris untuk mengikuti tur yang sama.


Setelah menyerahkan surat konfirmasi pada penjaga, kami dipersilakan masuk ke ruang tunggu berukuran besar. Penjaga memberikan alat audio untuk penjelasan tur dalam bahasa inggris. Setelah itu kami menonton film penjelasan sekitar 10 menit lalu kami keluar untuk memulai tur.

Ternyata peserta tur tidak dipisah antara rombongan berbahasa inggris dan turis lokal. Peserta tur cukup banyak ,ada sekitar 100 orang, sebagian besar adalah pengunjung lokal. Bapak pemandu tur menggunakan bahasa jepang, jadi terpaksa kami hanya mengandalkan penjelasan alat audio kami. Beberapa kali terdengar para pengunjung lokal tertawa geli mendengar penjelasan pemandu tur, sayang kami tak mengerti apa yang membuat mereka tertawa.

Tak seluruh bagian istana kaisar Tokyo yang bisa kami lihat. Hanya sebagian kecil saja yang terbuka untuk pengunjung, itupun rasanya kurang sreg karena bangunannya sudah cukup modern. Tak apalah, yang penting kami sudah melihat seperti apa istana kaisar Tokyo ini.

Dari istana kaisar, kami mampir ke taman untuk makan sushi yang tadi dibeli dan duduk sejenak menikmati keindahan air mancur di taman. Lalu kami menuju ke Ueno untuk makan siang. Kami masuk ke restoran soba di stasiun Ueno. Rasanya cukup enak juga, kuah kaldu ikan terasa ringan dan gurih, berbeda dengan restoran jepang di Jakarta .

Setelah makan siang kami masuk ke taman ueno yang terletak tepat di depan stasiun. Meskipun siang hari, matahari tidak terasa menyengat. Banyak orang yang berjalan2 di taman, pasangan yang membawa anak-anak, anak-anak sekolah, dan orang-orang yang membawa anjing mereka berjalan2.

Di dalam taman Ueno terdapat beberapa museum, yaitu Tokyo National Museum , National Museum of Western Art, serta Science Museum . Juga ada 2 buah kuil yaitu Toshogu shrine dan Benzeiten shrine.

Setelah berjalan-jalan sekitar satu jam di taman Ueno, kami menuju ke Ameyoko, suatu jalan yang ramai yang terletak sekitar 10 menit jalan kaki dari taman Ueno. Nama Ameyoko konon berasal dari kata Ameya Yokocho yang artinya jalan toko permen, karena dahulu sepanjang jalan ini dipenuhi oleh para penjaja permen. Ada pula yang mengatakan bahwa nama jalan ini demikian karena setelah PD 2, jalan ini dijadikan pasar gelap untuk barang-barang dari Amerika, sehingga disebut Ameyoko. Kini jalan ini adalah daerah pusat perbelanjaan yang ramai. Mulai dari pakaian, sepatu dan handphone dijual di sepanjang jalan ini. Yang unik, di jalan ini kami juga menemukan sebuah gedung bioskop yang khusus memutar film-film dewasa, lengkap dengan poster-poster yang mengundang di pintu masuk. Harga tiket masuknya 500 yen (sekitar 45 ribu).

Dari Ameyoko kami naik kereta menuju ke Asakusa untuk melihat kuil Asakusa. Kuil ini luar biasa ramai, padahal saat itu sedang tidak ada festival. Dari gerbang utama kuil menuju ke bangunan utama kuil berjajar toko-toko yang menjual kue-kue kecil seperti senbei dan sake manis. Ada pula yang menjual souvenir mulai dari gantungan kunci, kimono, hingga pedang!

Di halaman kuil kami duduk-duduk melepas lelah sambil mengamati merpati-merpati gendut yang berkeliaran dengan bebas tanpa takut pada manusia. Saking gendutnya, sampai-sampai ada merpati yang tampaknya susah terbang. Beruntungnya mereka hidup di sini, coba kalau mereka tinggal di Jakarta pasti mereka sudah berubah jadi hidangan di meja makan….

Dari kuil asakusa kami menuju hostel kami yang terletak tak jauh dari situ dan bersiap-siap untuk makan malam di daerah Roppongi.

Malam itu kami diajak makan malam oleh beberapa orang mahasiswa Todai untuk di restoran Akita di Roppongi. Restoran tersebut terletak di sebuah jalan kecil dan menyajikan makanan khas daerah Akita, Jepang bagian utara.Yang unik dari restoran ini adalah mereka juga mempunyai pertunjukan Namahage, suatu tradisi khas daerah Akita, yang diadakan pada saat tahun baru. Sejumlah orang berpakaian seperti setan, atau Namahage, berkeliling ke rumah-rumah di desa untuk menanyakan apakah ada anak nakal di rumah itu, dan menakut-nakuti anak-anak supaya tidak nakal atau malas. Tapi di restoran ini akhirnya menjadi pertunjukan yang menarik bagi para pengunjung restoran. Orang yang berpakaian Namahage dengan membawa golok palsu berkeliling ke para pengunjung restoran untuk menanyakan apakah mereka nakal atau tidak, membuat sebagian pengunjung wanita menjerit-jerit dan para pengunjung pria tertawa-tawa.

Sekitar jam 11 malam kami kembali ke penginapan.



Narita, Jepang

Mungkin udah agak telat juga capernya karena acara jalan-jalannya sudah bulan Maret yll, cuman gpp deh, kan pada belum denger cerita lengkapnya....


Rombongan kami yang terdiri dari 4 orang berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat Cathay Pacific jam 9.15 pagi. Penerbangan berjalan baik dan kami mendarat pukul 21.25 di bandara Narita, Jepang. Turun dari pesawat kami langsung disergap dengan hawa dingin 5° Celcius. Brrrr! Tapi kegirangan mengalahkan rasa dingin itu. Jepang, akhirnya kami bisa menginjakkan kaki juga di negara ini!


Cukup lama juga kami mempersiapkan perjalanan ini, hampir satu tahun. Dimulai dari omong-omong iseng setelah menonton drama sejarah Yoshitsune, diikuti penemuan sebuah blog perjalanan di situs web Lonely Planet yang memaparkan cara murah untuk bepergian di Jepang, akhirnya kami mempersiapkan perjalanan ini dengan serius. Tak sukar menemukan informasi yang cukup rinci tentang Jepang di internet, bahkan rute dan jadwal kereta api pun bisa kita dapatkan.

Kesan pertama yang kami lihat di bandara narita adalah bersih dan teratur. Proses imigrasi berjalan dengan cepat, petugasnya sigap sehingga dalam waktu kurang dari satu jam kami sudah bisa keluar dari bandara. Sekarang kami harus menuju ke guesthouse kami di kota Narita. Sebetulnya kereta JR Narita Express ke Tokyo masih ada, tapi mengingat waktu tempuh yang cukup lama, kemungkinan kami akan tiba di Tokyo sekitar jam 12. Rasanya kurang nyaman membayangkan tengah malam kami harus menggotong ransel mencari tempat penginapan. Jadi kami memutuskan menginap di Narita saja.

Berhadapan dengan mesin otomatis penjual tiket kereta Keisei ke Narita, kami langsung kebingungan. Maklum petunjuk di mesin dan rute kereta yang terpampang di atas mesin semuanya menggunakan kanji, dan kami berempat tak ada yang menguasai bahasa Jepang. Untung ada seorang pria yang bersedia membantu kami mengajari cara membeli tiket. Perjalanan ke kota Narita makan waktu sekitar 8 menit. Untunglah guesthouse Azure memberikan peta yang sangat jelas bagaimana cara menemukan tempat tersebut. Kami sama sekali tidak menemui kesulitan menemukan guest house yang terletak sekitar 10 menit jalan kaki dari stasiun Narita tersebut.


Guesthouse Azure terletak di lantai 2 sebuah gedung. Kami memesan 1 kamar dengan ranjang susun untuk 4 orang. Kamar yang mungil itu langsung penuh dengan tas-tas kami. Setelah mandi kami pun segera terlelap tidur.

Friday, July 25, 2008

Desaku yang Kucinta

Foto Gunung Dempo tercinta diambil dari jendela kamar...



Bukit barisan di kejauhan, foto diambil dari atap rumah....


Ojeg gandeng untuk keliling kampung....

Friday, July 18, 2008

Pattaya

Numpang share foto2 dr jalan2 ke pattaya.

Sebagai manusia beriman, sebelum memulai perjalanan ke Pattaya, sebaiknya kita mulai dengan doa pembukaan terlebih dahulu yang akan dipimpin oleh.............



"Pouwsat yang maha pemurah, cayhe mohon dengan segala kerendahan hati, karuniailah cayhe seorang siocia yang bukan hanya cantik, tapi juga halus budi pekertinya sebagai pendamping hidup cayhe." Semoga terkabul, walaupun memohonnya ga pake bahasa thai.

TUINGGG..............(dooohh..jadul bngt sound FX na)


Wuiiihhh....manjur kali!? Ban ban kamsia......ban ban kamsia......Pouwsat memang maha pemurah, cayhe akan coba prospek dulu (Maki..............daisuki desuuuuu)^^

BERANGKAT..............



Dapet jepret diperjalanan. Baru tau neh, ternyata toya saktinya Raja Kera Langit Sakti dari Gunung Bunga Buah, Kauw Cee Thian Sun Go Kong tertancap di Thailand.


Setelah +/- 2 jam perjalanan, sampe jg akhirnya di Pattaya yg kondang kaonang-onang, terkenal di empat penjuru lautan. Disono makan sifut, poto2, maen jetseki(yg nyetirnya kaya nyetir motor tp diaer), ngaso, trus pulang, tamat.

Lha trus poto pattaya nya mn? Dooh...biasa bngt mah pattaya, di kampung jg banyak yg lebih bagus dr ni pantai malah......






Nah, bener kan, biasa bngt getooo loh. Jaoh2 ke luar negeri koq ya cm liat jembatan sepur ma aer asin??

Bwat penutup, cayhe kasi gambar sunset (engg...lom sunset2 bngt seh, cm baru mao doank), biar kaya pelem2 jaman dulu....













"Cerita ini hanyalah fiksi belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, dkk, dst, dsb, semuanya hanyalah ketidaksengajaan belaka, itung2 numpang ngetop"




Nyaa

Tuesday, July 8, 2008

Shanghai Hari 4





Hari ini hari ke-3 ngider di pameran. Rasanya kaki sudah gempor dan ogah diangkat lagi. Apa daya masih ada beberapa hall yg harus dijelajahi di bagian packaging. Mana cuaca Shanghai panas banget pula, antara 39-40 derajat.... Untung dalam hall masih ada ac, jadi gak sampe teler. Tapi mau nyeberang antar hall jadi malas karena harus meninggalkan kenyamanan ac.....:p


Ternyata tidak menyesal juga pergi ke bagian packaging. Ada satu section yang memamerkan kemasan2 yang masuk nominasi sebagai kemasan terbaik. Lucu2 bentuknya, mulai dari kemasan buat kue2, shampoo, piring dan pecah belah untuk hadiah, dll. Hebat juga, bukan cuman sekedar kardus kotak biasa tapi bisa dibikin semenarik itu.


Di bagian LED dan lampu2 dipenuhi layar2 lebar segede yang ada di bunderan HI. Semuanya lagi nyetel film. Ada 1 yg nyetel film silat, entah film apa cuman rasanya itu bukan film baru, tapi berhasil memancing orang2 buat nonton berkerumun di situ....hehehe...


Selesai pameran jam 4 rupanya boss ada ajak customer buat jalan2. Tapi karena kita bawa sample roll lumayan gede, akhirnya rombongan pecah 2, sebagian balik ke apt buat naruh barang dan sebagian lg langsung jalan sama customer. Saking capeknya sampe begitu masuk taksi udah langsung tidur. Sampe apartemen, ternyata boss yg satu juga teler jadi nggak langsung pergi, lumayan bisa tidur lagi barang setengah jam lebih. Setelah itu baru ditelepon disuruh nyusul ke yu yuan buat dinner. Rasanya malas sih balik ke yu yuan, cuman apa dayaaaa.... toh gak ada tempat lain yg enak buat jalan.


Keluar dari apt cari taksi, eh kita ditolak sama tukang taksi. Kt tukang taksinya tempat itu kelewat deket, kalian jalan kaki aja.... Dasar tukang taksi edan. Pdhal jalan kaki lumayan juga ada sekitar 20 menit lebih. Kurang lebih jaraknya kayak dari TA ke CL, cuman jalannya enggak enak karena selain panas juga baru banyak pekerjaan konstruksi entah untuk perbaikan jalan atau pemasangan kabel. Sampe di yu yuan kita keliling2 lagi liat2, karena udah menjelang malam lampu2 pada dinyalakan. Ih gw semakin mendelu lihatnya, bangunan tua yang apik gitu masak atapnya dikasih lampu LED yang bikin norak.....:( Akhirnya daripada mendelu mending jajan aja. Beli semacam bapia yg isinya daging bak tapi ada kuahnya, di bawah dibikin agak gosong dan atasnya ada wijen...nyam2...mak nyuuusss... Ada juga bakpao isi daging dan sayur. Trus semacam takoyaki tapi dalamnya gak ada guritanya, cuman penyajian kurang lebih sama pake saos dan ditaburi rumput laut. Gak seenak yg di jepang cuman masih cukup ok. Oh ya ada siao long bao juga tapi kulitnya agak tebel jadi kurang ok. Lagian makannya repot karena sambil jalan.


Kita dinner di satu rumah makan namanya Lu Luo Bang, letaknya dalam yu yuan di sebelah jembatan berkelok 9. Konon pas clinton ke shanghai juga makan di rumah makan ini. Waiting listnya lumayan panjang padahal sudah hampir jam 8 malam. Sambil menunggu giliran di resto, kita liat2 toko2 suvenir di sekitar situ. Si boss belanja teh, sementara gw kebagian nyicip doang :D Gila tehnya macam2, di dalam toples ada lebih dari 20 macam. Mulai dari teh bunga sampe teh ijo yang rasanya pahit banget, teh dengan rasa susu pdhal gak ada susunya, dll. Harga mulai dari 18 yuan sekotak sampe yg plg mahal 500 yuan per 50 gram. Pdhal menurut gw yg 500 yuan itu juga rasanya biasa aja, bukan jenis teh yg wangi gitu. Mungkin ada khasiat khusus buat apa kali makanya jadi mahal.

Di Lu Luo Bang kita makan lebih puas dari gala dinner. Dibuka dengan siao long bao, dan 3 jenis udang (udang masak manis, udang siram kepiting sama satu lagi gak tau udang diapain) sebagai appetizer, disusul dengan sup hisit (kurang enak, entah kenapa rasanya gak mantap), lalu ada sapi lada hitam, gurame asam manis, rebung siram kepiting, semacam sayur yg rasanya kayak bawang, ayam goreng crispy dan yg paling yummy, bebek diisi ketan.... Wah asli ini bebeknya mak nyuuuusss..... ketannya dibumbu kayak bakcang gitu. Daging bebeknya lembut dan enggak bau amis, kulitnya renyah. Sebagai penutup ada cemilan2, ketan dibungkus kecil2, bapia yang diisi bubur ketan item yg lembut, sama ada beberapa kue2 lain. Minumnya bir tsing tao. Mak nyuuuuuussssss......

Selesai dinner toko2 di yu yuan sudah pada tutup. Entah kenapa gw jadi lebih senang melihat lampu2 sudah dipadamkan, jadi bangunan itu balik ke kondisi aslinya. Kelihatan kuno dan apik.... Ah dasar memang penggemar barang kuno....:P Dari Yu yuan kita naik taksi ke xin dian ti (again!). Habis apa boleh buat, gak ada tempat hang out lainnya. Xin dian ti rame banget karena malam sabtu. Kalo di sini gak ada tante2 pake daster dan engko2 yg pake kaos kutang doang. Adanya anak2 muda yg dandan rapi dan cewe2 berkaki indah dengan celana super pendek sampe bagian bawah pantatnya ngintip dari bawah celana....wah-wah-wah....benar2 puas cuci mata....

Di sini kita nangkring di kafe Latina, minum doang sambil yg lain pada nonton wimbledon. Berhubung gw gak ngerti tennis, gw menikmati minuman aja, es krim liquor namanya latina fantasy, isinya oreo bubuk dicampur dengan campuran dari 7 jenis minuman keras, entah 5 lainnya apa tp yg paling terasa sama gw tequila dan martini. Pas balik udah jam 12 lewat, agak2 tipsy juga cuman karena jalan sampe hotel jadi tipsynya ilang.

Di hotel gak bisa langsung tidur, harus beres2 dulu karena pagi2 jam 5.30 harus sudah pergi ke airport. Harusnya schedule awal kita pesawat jam 2, cuman dipercepat jadi jam 8. Akhirnya jam 1 lewat baru tidur. Jam 4 udah bangun siap2....rasanya ngantuk banget.


Pesawat berangkat agak telat, jam 8.30 baru berangkat, kata pilotnya ada penumpang yg bermasalah dengan imigrasi. Rasanya penumpang penting, kalo enggak mana mungkin ditungguin. Liat jadwal film di pswt, eh ada kurosagi. Terpaksa tidur ditunda, nonton dulu :D Habis kurosagi baru tidur. Jam 13.30 sampai di singapore.

Eh ternyata persis di sebelah pswt kita ada airbus A380 yg baru yg double deck itu baru parkir. Langsung orang2 pada kampungan semua poto2 dengan latar belakang airbus.

Berhubung connecting flight gw masih lama, jam 21.20, jadi gw keluar dulu jalan2 ke singapore. Dipinjamin kartu mrt dan kartu diskon kinokuniya sama si boss. Kayaknya dia agak merasa bersalah karena rombongan lain udah langsung dpt connecting flight sementara gw masih nunggu lama. Pdhal gw malah seneng....hehehe.... Jadilah gw jalan ke sing, ke orchard road. Keluar dari stasiun MRT, eh sebelah kiri ada toko buku Borders. Langsung masuk ke situ dulu. Eh ternyata lagi diskon 30%....kyaaaaa..... Langsung semangat belanja keluar. Pantas aja orang antri di kasir sampe gitu panjang.


Keluar dari Borders dengan tentengan cukup berat, langsung meluncur ke kinokuniya. Cacing melonjak2 minta dikasih makan, cuman napsu beli buku lebih besar, terpaksa cacing menunggu. Kinokuniya juga rame banget, ternyata ada diskon juga 20% cuman sampai tgl 6. Wah bener2 waktunya pas. Dapat lagi beberapa buku di situ yg gak ada di Borders, dan sempat ngincar buku Tale of Genji, cuman akhirnya dengan berat hati gw lepaskan karena dirupiahin hampir 500 ribu, meskipun setelah diskon.


Habis belanja buku baru makan di Food Republic di wisma atria, di sebelah Takashimaya. Padahal udah bukan jam makan tapi masih rame banget. Gw makan makanan jepang, grilled salmon pake sup miso dan chawan mushi. Enaaakkkk.... salmonnya segar dan gak amis. Abis itu baru balik ke bandara menghabiskan waktu sebelum balik ke Jakarta.


Jam 10 malam sampe di Jakarta, setelah proses imigrasi dll jam 11 baru keluar dan jam 12 sampe di rumah. Capek tapi senang juga dapat pengalaman baru.

Shanghai Hari 3





Hari ke-3 shanghai acara masih sama ngider2 di area pameran, menjelajah tempat mesin2 printing dan lama ngetem di tempat supplier2 lama, basa-basi dan kongkow2, sekaligus juga complain2 :P

Saking kelamaan ngetem di supplier dan sudah bikin beberapa janji, sampe tidak keburu makan siang. Akhirnya cuman beli sandwich dingin. Lumayan buat ganjel. memang gak terlalu lapar juga karena selain gak napsu liat makanan di kantin, juga paginya udah makan kenyang di hotel, 3 babak dengan makanan2 pengorting umur...bacon goreng, sosis, croissant bermentega, dan kue2...:D Ada bubur juga cuman buburnya biasa aja, gak spesial. Tapi tetap aja diembat daripada lapar :D

Jam 4 melarikan diri dari arena pameran, karena kata boss gak usah ikutan gala dinner, nanti malah bete karena gak kenyang dan juga gak bisa jalan2. Jadi boss berdua pergi ke gala dinner, dan kami bertiga (gw + 2 adik boss) pergi ke yu yuan. Tadinya kalo ngeliat dari foto kesannya yu yuan itu keren sekali, bangunan kuno dengan sungai2an dan jembatan berliku 9. Pas nyampe di tempat, gw shock dan terus terang kecewa karena tempatnya malah rame banget jadi semacam pasar gitu. Rumah2 loteng diisi sama tukang2 makanan dan juga toko2 sovenir yang harganya merampok kantong. Bayangin aja, boneka cina yg di PRJ dijual 200 ribu masak di situ dijual dengan harga 300 ribu lebih...gile aja.... Mo nawar rasanya juga males klo udah begitu. Akhirnya kita duduk di kedai makan cemilan. Sistemnya bukan duduk di meja trus waiter datang bawa menu, tapi kita milih di tumpukan bakul di depan dan nanti mereka bawa ke meja. Diliat tampangnya sih menggiurkan, sayang ternyata rasanya tak seenak tampangnya. Yang lumayan cuman siomaynya. Pas cerita sama boss malah diketawain, katanya kalo di shanghai jangan beli cemilan lain selain siao long bao karena yang lain rasanya gak worth it....

Ih beneran rasanya sayang banget liat itu bangunan keren jadi rame gak karuan, belum lagi ada starbucks dan coffee bean ikutan nangkring di situ merusak suasana. Meskipun gw doyan starbucks cuman rasanya gak pantas dia ikut mejeng di bangunan kuno. Langsung kebayang sama jepang, taman dan bangunan kunonya begitu terpelihara dan gak dirusak sama tukang2 jualan, tukang suvenir pun dipisah di satu lokasi sendiri biar enggak mengganggu suasana. Kayaknya gw salah pertama kali backpacking ke jepang, negara yg semuanya serba teratur dan apik, jadinya semua dibandingin ke sana. :p

Sekitar sejam di yu yuan, kita balik ke apartemen. Duduk dulu istirahat bari nonton tv dan shock lihat berita di cnn kalo harga minyak sudah hampir usd 145/barrel. Gak kebayang bakal berapa akhir tahun nanti. :( Jam 8 kita cabut lagi buat dinner, di xin tian ti. Ke sana jalan kaki 20 menit dari hotel. Lagi2 gw salah berasumsi. Tadinya gw pikir model2 Lauw Pasat-nya Singapore yg 1 jalan isinya makanan2 di kedai2 pinggir jalan gitu. Ternyata malah model2 La Piazza atau Mall Gading Serpong, jadi kanan kiri cafe2 barat gitu. Memang sih, ada pertunjukan jazz live-nya, cuman yg bener aja masak di Shanghai gw makan Lawry's? Kayaknya enggak banget deh.... Tapi emang di situ rame banget. Kita jalan terus menyusuri Xin Tian ti dan akhirnya masuk ke mall dan makan....Din Tai Fung!!! Hahahaha... Jauh2 kok makan Din Tai Fung juga. Cuman di sini Din Tai Fungnya rasanya jauh lebih enak dari yang di Jakarta.

Adik boss yg no.2 bilang, kok rasanya aneh, di sini pelayan senyum2 gitu. Setelah beberapa hari dijutekin mulu, rasanya ada something wrong liat orang ramah. Apalagi mengingat makan di resto hotel yg mahal pun naruh piringnya masih model dilempar. Kata adik boss no.3, bisa jadi pelayannya bukan orang shanghai. Karena penasaran, kita tanya sama siocia2 yg ngelayanin, dia orang mana. Kayaknya dia udah beberapa kali ditanya orang begitu makanya dia ketawa2, katanya dia bukan orang shanghai tapi orang Anhui. Dia bilang orang shanghai gak mungkin bisa diterima kerja di situ...:D

Kita makan siao long bao, trus tumis bayam, trus semacam dumpling isi sayur, sup mie wonton, dan nasi goreng. Makanan penutup kue yg isi tausa. Overall cukup enak, terutama sup wontonnya, rasanya segar dan tidak berminyak. Habis itu kita jalan balik lagi ke hotel, sampe hotel sudah jam 11 malam dan langsung mandi trus tidur.

Shanghai Hari 2



Kemarin hari ke -2 di shanghai kita menghabiskan waktu seharian di expo center. Gile tempatnya luas banget. Khusus untuk printing saja itu udah 5 hall masing2 ukuran hall 2x hall-nya PRJ....belum lagi 6 hall lagi yg khusus buat LCD display dan LED.... sehat deh gw kebanyakan jalan....:p

Orang Shanghai judes2...:( Udah gitu sopir taksinya nyetirnya gila, bisa zig-zag kanan kiri gak jelas gitu. Adiknya boss gw ngasih alamat expo ke sopir taksi trus sopirnya diam aja, jadi adiknya boss nanya, elu tau gak alamat ini. Eh masak si sopir taksinya jawab, lha kalo gw gak tau gw bakal ngomong, ngapain juga gw buang2 waktu elu.... Buset dah.... sampe adiknya si boss cuma bisa geleng2 kepala...:D

Di tempat expo gak ada makanan enak. Adanya kafetaria gitu, gw liat cara penyajiannya aja udah gak selera. Kayak kokinya penjara naruh makanan ke piring napi. Pake sendok gede gitu plookkk aja taruh di piring. Porsinya gede banget. Bayangin aja gw yang dragon girl aja sampe gak abis...:( Entah karena porsi kegedean atao gak selera makan juga gak jelas... Menunya nasi (nasinya sih enak), ayam tumis gitu sama kubis tumis bawang.

Malamnya ada gala dinner dari supplier di swissbel hotel. Lagi2 pas berangkat kepentok ma sopir taksi. Kita udah kasih alamat lengkap ke si sopir, trus di satu jalan sopirnya berhenti. Dia bilang, ini nih jalannya. Nah si boss nanya, trus hotelnya yang sebelah mana? Eh si sopir gila jawabnya, mana gw tau??? Ampuuuunnnnn..... Untung tuh hotel deket, cuman beberapa meter di depan, cuman kan keki aja musti lari2 di tengah gerimis.

Gala Dinnernya ada pertunjukan, dibuka sama barongsai, trus ada tarian topeng gitu yg nari cewe, ganti topengnya cepat sekali sampe gak ada yg bisa lihat. Sama ada pertunjukan wushu juga, 3 cowo, memperagakan jurus pedang, golok, tombak, pecut, dll. Keren juga, jauh beda dari wushu di indo :p Sayang gak bawa kamera karena gw pikir cuman acara makan doang tanpa pertunjukan.

Makanan gala dinnernya sendiri kalo menurut gw aneh. Pembukaan 8 appetizer dingin ala shanghai. Ada ikan dingin yg amis, trus es krim (bayangin! es krim kok pembuka?), tumis timun, sayur yg diiris tipis2 tapi gak jelas sayur apa, lidah bebek...:p sama sesuatu yang menurut boss gw yg satu jamur dan menurut boss gw lainnya ubur2...warnanya coklat2 dan rasanya krenyes2 keras kayak tulang muda. Oh ya, ada sejenis ham tapi ada tulangnya gitu.
Menu berikutnya siao long pao dan bakpao mini yg pake wijen dan isi bak. Disusul sup hisit...nyammmmm... Abis itu ayam panggang krispi...wuih yg ini asli enak. Trus ikan kakap pake bumbu agak2 pedes gitu. Disusul sama brokoli dan jamur. Terakhir ketan kayak bakcang dibungkus pake daun lotus. Penutupnya buah2an.

Sebetulnya makanannya sih cukup ok, sayangnya jarak antar 1 makanan dan makanan lain agak lama, jadi kenyang nunggunya. Oh ya, satu lagi, winenya enaaaakkkkkk.....jauh lebih enak dibanding wine south africa itu. Gw sampe nambah bolak-balik. Ada 4 gelas kali gw minum :p Untungnya si boss gak komen apa2...:D Soalnya di belakang meja gw ada cewe shanghai, minum bolak-balik sekali tenggak satu gelas abis....udah gitu mukanya merah pun enggak. Nah itu baru namanya dewi mabok.....

Pulang ke apartemen, karena masih lapar, si boss ngajakin keluar lagi cari bakpao. Eh ternyata dia lupa tempatnya. Walhasil kita keluar dengan percuma, cuman jalan2 muterin blok....:(
Hari ini balik ke arena pameran lagi. Ntar malam ada gala dinner dengan supplier lain. Gossipnya sih makannya seafood...mudah2an enak...

Siang sih udah rencana mo makan macD, soalnya ada menu fillet o fish pake wasabi....:D

Laporan Perjalanan Jambi-Linggau-Bengkulu (by #2)

Kali ini mau cerita tentang perjalanan di Jambi-Linggau (SumSel) dan Bengkulu.

Pemandangan perjalanan di Prov Jambi sih kalah jauh dg SumBar. Pandangan didominasi oleh pohon Sawit dan Karet, tidak ada habis2nya...
Di kota Jambi sendiri cukup banyak patung dan tugu, salah satunya terlihat di bawah ini...



Panorama baru membaik setelah masuk ke Lubuk Linggau (Prov Sumatera Selatan). Sudah mulai ada tanah datar, pegunungan dll. Dan baru mulai bagus selepas Linggau menuju Bengkulu karena melewati daerah pegunungan (Curup). Sayang waktu melewati Curup cuaca sedang mendung sehingga banyak awan dan kabut yg menghalangi pemandangan.

Selepas Curup mobil yg ditunggangi sempat mengalami masalah, baut penahan body patah, untung di Kepahiang (tempat mobil mengalami masalah) ada kenalan, jadi bisa minta dianter ke bengkel terdekat walaupun sudah tutup karena sudah sore.

Mobil berhasil diperbaiki sektar pukul 19.00 dan langsung tancap ke Bengkulu. Ternyata medan yg dihadapi adalah hutan, gelap, jalan berliku dan hanya pas utk 2 mobil berdampingan, ditambah lagi kabut turun plus informasi bahwa hutan tersebut kurang aman. Akhirnya kita jalan konvoi dg bbrp truk. Sayang juga jalan malam, soalnya mnrt informasi ada satu tempat dimana kita bisa melihat pegunungan seluas-luasnya dan dilihat dari situ akan tampak gunung yg seperti singa tidur (katanya...). Singkat kata akhirnya sampai jg di kota terakhir dalam jadwal kunjungan kali ini, yaitu Bengkulu.

Di Bengkulu tidak ada tempat pariwisata yg menonjol, hanya ada Pantai Panjang (persis di belakang hotel Horizon tmp menginap), benteng peninggalan Belanda (Malborough) dan Danau Dendam Tak Sudah. Lokasi Danau sedikit agak ke luar kota Bengkulu.

Yg lucu hampir di setiap persimpangan di Bengkulu ada tugu yg disebut Tabut, waktu pertama kali lihat bisa bikin orang salah sangka dengan jalan, karena merasa sdh lewat tp koq ketemu lagi... Bukan cuma di persimpangan tapi di hampir setiap gerbang gedung perkantoran jg dibangun Tabut ini. Di bawah ini adalah salah satu Tabut yg sempet dijepret...


Dari segi kuliner tidak ada yg terlalu istimewa di Jambi-Linggau-Bengkulu
Yg perlu diingat hanya:

1. Martabak India Haji Husin di Talang Banjar, Jambi - dimakan pakai kari, bisa pilih kari kambing, sapi (istilahnya daging) atau ayam. Rasanya memang beda, nendang banget.....

2. Mpek2 Nikmat di Jelutung, Jambi - Lokasi agak tersembunyi, di Jelutung ada toko Ekri, di seberangnya ada gang, masuk ke gang itulah lokasi Mpek2 Nikmat. Enak, sayang cuka justru kurang terasa...

Klo tmp nongkrong yg enak ada di Mal Jambi, di kafe Zenbu. Lokasi kafe ini persis menghadap sungai Batanghari di belakang Mal, lumayanlah makan sambil lihat2 sungai besar dan segala aktifitasnya.


Di Linggau tidak ada makanan yg istimewa, hny saja tempat makan di sini lumayan cozy, model2 saung gitu... Contohnya RM Pondok Hijau di bawah ini

Di Bengkulu lebih parah lagi, makan di sini didominasi makanan Padang dan Jawa, nothing special....
Dat's all, sampai jumpa di laporan perjalanan berikutnya....

Shanghai Hari 1





Hari pertama menginjakkan kaki di shanghai.

Pagi berangkat dari cengkareng pakai pesawat jam 6.15. Mata masih berat karena ngantuk, untung di pesawat bisa tidur. Makanan di pesawat nasi hainam, rasanya lumayan sayang roll bun-nya sudah dingin, gak anget kayak di Cathay jadi rasanya kurang mak nyus. Sampai di airport pudong jam 15.30 dan naik kereta maglev ke downtown. Cepat banget, gak sampe 10 menit dah sampe, kecepatan sampe 430-an km/jam. Pdhal kalo pake taxi itu bisa tempuhnya sekitar sejam. Ternyata kami cukup beruntung karena bisa merasakan kecepatan maksimum maglev, soalnya kalau di bawah jam 10 dan di atas jam 5 sore kecepatan max. maglev hanya sekitar 200-an km / jam. Abis itu dari sts Longyang nyambung pake taxi lagi ke apartemen. Kt tukang taxi kalo bertiga sebenarnya lbh murah pake taxi langsung, gak nyampe 140 yuan cuman agak lama aja.

Sampe di apartemen kita keluar lagi jalan2 di nanjing lu (nanjing road). Jaraknya sekitar 10 menit jalan dari apt. Rasanya kayak pasar baru, cuman ini kanan kiri mall dan pertokoan yg lumayan gede. Harganya surprisingly enggak murah. Sepatu aja bisa 500-an yuan, berarti lebih dari 500 rb. Padahal bukan sepatu bermerk internasional, cuman sepatu sport merk lokal.

Di situ makan siao long bao di tai kang. Salah masuk, harusnya lewat depan, cuman kita gak tau, yg ada malah masuk lewat dapurnya mereka dari dalam gang. Soalnya dari luar kelihatan seperti supermarket yg jual buah2an, ternyata di lt 2 jualan siao long bao. Jauh lbh enak dan gurih daripada di din tai fung. Makannya harus pake latihan dulu soalnya enggak ada sendok. Percobaan pertama siao long baonya pecah. Pas kedua udah jago dong, jepit atasnya biar gak tumpah kuahnya. :)

Saosnya bukan kecap asin + jahe kayak di indo, tapi kecap asin + cuka yang baunya mirip angciu. Yummmiiiii...

Malamnya makan di daerah nanjinglu juga, resto sichuan gitu. Ayam pek cam kee dengan saos kecap asin+minyak wijen, trus sapi hotplate sama sayur. Ada juga pesan tahu tapi enggak kemakan, soalnya salah pesan. Dipikir mapo tahu ternyata tahu yg saosnya kuning telur, baunya amis bgt gak ada yg doyan. Tapi yg 3 lainnya enak...nyam2... Minumnya bir. Heran, kenapa tiap gw minum selalu orang warning gak mau gotong gw balik ke hotel ya??? Kan gw bukan tampang pemabok....

Tampang orang2 yg jalan bervariasi, mulai dari yg rapi sampe yg kucel. Ada oom2 telanjang dada, ada engko2 yg cuman pake kaos kutang dorong2 kereta bayi sama istrinya, ada juga cewe2 cakep yang pake celana super pendek, dan ada tante2 pake baju bling2 laksana di mangga 2....hihihihi....

Yang nyebelin di nanjinglu banyak pengemis. Memang gak terang-terangan kayak di Jakarta ngampar di pinggir jalan, mereka bajunya lebih rapi dan juga sembunyi2 deketin orang, mungkin takut sama polisi yang banyak berjaga2 di nanjinglu. Tapi satu hal mereka lebih gak aturan dibanding pengemis jakarta, karena orang lagi minum dari minuman botol, mereka sudah mau rebut aja botolnya buat dipulung...

Jam 10 lewat balik dari nanjinglu, langsung bobok...siap-siap buat berkeliling di expo besok.


Laporan perjalanan ke Sumatera Barat (by #2)

Secara umum pemandangan alam di SumBar OK. Begitu jg tempat makannya.
Yg perlu dicatat karena menurut gw uenaaaak sekali adalah:

1. RM Unang Rindu - Padang
Ikan bakar di sini dibalur dengan bumbu gulai, sehingga ketika matang bumbunya benar2 sudah meresap ke daging ikannya, sedaaaaaap..... Ditambah lagi sambal-nya yg beraneka macam, namun yg paling enak adalah sambal merah dengan irisan jengkol yg empuk dan sedap.... luar biasaaaa......

2. Sate Padang Mak Syukur - Padang Panjang
Satenya besar2 dan baru dipanggang setelah dipesan, jadi masih panas dan empuk... Plus bumbunya yg kentaaaal... sedap....



3. RM Goyang Lidah - Pasaman
Rumah makan Padang biasa, kecil pula... Tapi rasanya bener2 enaaaaak.... gulainya, dendengnya, perkedelnya.... semuanya TOB...

Di luar 3 tempat makan itu sih biasa saja. Tapi memang rata2 RM Padang di sana lebih enak dari yg disini walopun yg masak sama2 org Padang hehehe....

Klo untuk tempat wisata sih enak di Bukitinggi.
Kemarin stay di Hotel Ambunsuri, deket ke mana2.
Ke Jam Gadang jalan kaki, ke Lubang Jepang & Ngarai Sianok jg jalan kaki, ke pasar souvenir jg bisa jalan kaki, cuma ke Benteng Fort de Kock ajah yg musti naek angkot....
Tarifnya Rp 300rb/malem... dah pake AC namun ga ada bathtub... Tapi klo dipikir sih mending ambil kamar yg gak ada AC, mubazir soalnya. Kemaren ajah AC malah dipasang di suhu 28, biar anget... soalnya Bukittinggi mirip puncak, dingiiiiiiiin.................




Monday, July 7, 2008

Kanchanaburi-Thailand






Bukan, bukan, ini bukan jembatan sepur di banyumas. Ini jembatan sepur di kali kwai, kerennya "Bridge of River Kwai". Ga tau sejarahnya? Tanya mbah wiki deh klo ga tonton aja pilemnya.



Kalau ini? Cm bukti kecil kalau bukan cuma Indonesia ajah yang masih menganut paham bahasa inggris katro.