Thursday, August 28, 2008

Jepang Hari Keempat

HARI 4: 15 Maret 2008 KAWASAKI – YOKOHAMA

Hari ini kami meninggalkan Tokyo untuk menuju ke Kawasaki dan Yokohama.
Kami berangkat pagi-pagi dari hostel untuk menghindari jam sibuk dan kepadatan di stasiun kereta.

Stasiun Kawasaki modern dan megah, serta sangat bersih. Kami meninggalkan ransel-ransel kami di koin locker di stasiun supaya tak perlu berat-berat menggotongnya kian kemari.




Tempat yang kami tuju, Japan open air folk house atau Nihon Minka-en ternyata letaknya agak di pinggiran Kawasaki jadi kami harus naik kereta lagi sekitar 30 menit, dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 20 menit.

Nihon Minka-en adalah museum untuk 25 buah bangunan rumah tradisional Jepang milik beberapa keluarga yang sudah berusia beberapa ratus tahun, dan direlokasi ke tempat ini dari daerah asalnya di Jepang bagian timur. Di bagian depan situs terdapat semacam museum kecil yang menampilkan alat-alat pertukangan maupun rumah tangga tradisional Jepang.









bagian dalam rumah masih berlantai tanah

kakus jaman kuno…

Pekerjaan restorasi dilakukan dengan teknik kuno supaya bangunan tetap seperti aslinya.

Di depan rumah terbesar dalam kompleks ini, rumah keluarga Yamada yang juga dijadikan sebuah museum kecil, ada stand yang menjual kue-kue tradisional jepang. Sepertinya kue-kue yang dijual sudah cukup langka sehingga pengunjung lokal pun banyak yang bertanya tentang nama-nama kue pada si penjual.

Dango dan sakura manju

rumah keluarga Yamada

Macam-macam motif kimono tradisional

Pada malam-malam tertentu di Nihon minka-en ini diadakan acara dongeng tradisional, tarian, musik dan juga kabuki.

Terletak di kompleks yang sama dengan Nihon Minka-en ini, sebuah museum seni modern Taro Okamoto.



Bangunannya keren sekali, tapi berhubung tidak mengerti seni modern jadi kami tidak mampir.

Dari sini kami kembali ke stasiun Kawasaki menuju ke kuil Kawasaki Daishi, yang letaknya sekitar 5 menit jalan kaki dari stasiun.



Sepanjang jalan menuju kuil ini banyak menjual boneka daruma dan juga lonceng angin.



Pagoda di Kawasaki daishi

Dari Kawasaki daishi kami kembali ke stasiun dan menuju ke kota berikutnya, Yokohama. Perjalanan dari Kawasaki ke Yokohama tidak makan waktu lama, hanya sekitar 20 menit. Karena saat itu akhir minggu, suasana stasiun cukup ramai.
Sampai di Yokohama, rasanya kaki sudah enggan melangkah karena terlalu lelah. Jadi kami pilih naik bus wisata “akai kutsu”, yang harga tiketnya 100 yen dan akan membawa kami keliling kota yokohama, serta bebas naik turun di tempat tujuan yang kami inginkan.

Yokohama

stasiun kota yokohama

Jembatan yokohama yang terkenal, sayang cuaca berkabut dan sudah menjelang senja

Setelah sekitar 1.5 jam keliling kota dengan bis akai kutsu, kami kembali ke stasiun yokohama dan naik kereta ke stasiun shin yokohama. Tujuan kami adalah ramen museum, yang terletak sekitar 5 menit jalan kaki dari stasiun shin yokohama.

Dari luar, ramen museum ini tak berbeda dari gedung-gedung lain di daerah itu. Tapi setelah kami masuk, wah, rasanya seperti dibawa ke dunia yang berbeda. Seolah-olah kami berada di sebuah kota tua jepang, dengan suasana senja hari. Toko-toko terlihat kuno, dengan iklan bioskop yang menampilkan film lama, musik pop kuno yang mengalun lewat pengeras suara, bahkan televisi hitam putih pun menampilkan siaran acara gulat dari pegulat terkenal jepang jaman dulu.



Di kota buatan ini ada beberapa toko ramen yang paling terkenal dari beberapa daerah di Jepang, dengan ramen khas mereka masing-masing.



Untuk membeli ramen, kita harus membeli kupon dari mesin kupon yang ada di depan masing-masing toko. Kita bisa memilih porsi sebesar apa yang kita mau. Ada 3 ukuran, porsi besar seharga 800 yen, porsi sedang seharga 500 yen, dan porsi icip-icip seharga 100 yen. Lalu kita mengantri di barisan, dan setelah tiba giliran, kupon diserahkan pada pelayan.

Mesin kupon

ramen ukuran sedang

Ramen panas dengan kuah yang gurih dan pedas….enaaakkk… Porsi sedang pun sudah cukup kenyang.

Selain ramen, ada pula toko yang khusus menjual permen-permen dan mainan tradisional yang sudah susah dijumpai lagi, dan harganya pun murah, mulai dari 10 yen.

Untuk yang ingin membeli oleh-oleh, di bagian atas museum ini disediakan berbagai macam souvenir maupun ramen yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.



Puas mengisi perut di ramen museum, kami menuju ke stasiun yokohama lagi untuk menunggu bis malam yang akan membawa kami ke Kyoto. Selain lebih murah, hanya sekitar 6000 yen sekali jalan, juga jadwal bis malam ini lebih cocok untuk kami karena pagi-pagi jam 7 kami sudah akan tiba di Kyoto, sedangkan bila kami naik shinkansen esok paginya, paling cepat jam 11 baru kami bisa tiba di Kyoto.

Ternyata tempat ini memang menjadi tempat pemberangkatan macam-macam bus malam, sekitar jam 11 sudah mulai banyak orang berkumpul, dan masing-masing wakil perusahaan bis membawa bendera sebagai tanda. Kita harus mendaftar ulang pada pembawa bendera tersebut, dan saat bis tiba mereka akan mengantarkan kita ke bis tersebut.

Bis malam yang kami naiki, Willer Bus, cukup nyaman, bersih, tempat duduknya luas dan jarak untuk kaki pun lega. Di bis juga ada pemanas sehingga tidak terasa dingin.
Keberangkatan tepat waktu, jam 24 kurang sedikit bus mulai melaju menuju Kyoto. Berhubung badan sudah lelah, begitu duduk tak lama langsung pulas terlelap. Tapi ternyata sekitar jam 2 – jam 3 pagi hawa mulai terasa dingin menggigil. Untung jaket sudah disiapkan, tinggal dipakai dan meneruskan tidur. Bus sempat berhenti sebentar beberapa kali, memberi kesempatan untuk yang ingin ke toilet. Secara keseluruhan, perjalanan sangat mulus dan nyaman.

No comments: