Saturday, November 29, 2008

Semarang

Semarang lagi.........
kali ini jalan2 ke kota Semarang lagi, selain mencicipi beberapa macam makanan, juga sempat mengunjungi Gereja Blenduk, Tay Kak Sie, Sam Po Kong, Vihara Buddhagaya.

Untuk makanan, pagi-pagi tanggal 27 Oktober mencicipi soto bokoran di jalan Plampitan, porsi satu mangkuk kecil nasi yang langsung disiram kuah soto ayam, rasanya enak juga, terasa irisan bawang plus ditambah dengan perasan air jeruk nipis. Sebagai peneman soto juga ada perkedel kentang rasanya agak manis tapi enak, juga pindang telur yang juga diberi sedikit kuah soto.

Makan siangnya Swikee Pak Satyo wah ini asli rasanya tidak maknyuss... mendekati enak pun tidak, kodok-nya kurang fresh, kuah swikee-nya kurang menggigit, malah enakan swike di Jakarta..
karena makan siang kurang sedap, akhirnya cari cemilan tambahan, Lumpia gang Lombok.
Ukuran lumpia lumayan besar harga Rp. 9.000,- kalo orang yang tidak suka rebung bakalan gak bisa makan, soalnya bau rebungnya sangat terasa. Untuk cocolannya, rasa bawang putih sangat menggigit....

Udara panas di Semarang membuat badan sedikit meleleh, untuk mendinginkan tentunya enak makan es krim, Linds menjadi tempat nongkrong sambil ngobrol-ngobrol..

Hari pertama di Semarang tidak sempat mengunjungi tempat wisata.

Keesokan harinya, pagi diawali dengan jalan-jalan ke Gereja Blenduk. Di papan daftar nama pendeta yang melayani di gereja ini tampak gereja mulai beroperasi dari tahun 1753.
Orgel besar menggantung di dinding, sayang katanya sudah tidak bisa dipergunakan lagi, sementara kalau mau memperbaiki harus mengundang ahli orgel khusus.

Gereja Blenduk berdiri tahun 1700an

Podium di dalam Gereja

Orgel besar nempel di dinding, sayang sudah rusak...

Kubah gereja tampak dari dalam, kalau dilukis mungkin bisa mirip dengan St. Peter Basilica^^

Handle Pintu, masih asli dari zaman dulu

Klenteng Tay Kak Sie menjadi tujuan berikutnya. Klenteng tertua di kota Semarang ini cukup besar, dan memiliki banyak patung dewa. Lokasi klenteng ini ada di Jalan Lombok, daerah Pecinan, kota lama Semarang. Tampak juga di depan klenteng masih ada Perahu besar bekas peringatan perayaan Cheng Ho masih tetap berdiri, walaupun katanya akan segera dibongkar.








Puas keliling di Tay kak Sie, perjalanan dilanjutkan ke Sam Po Kong.
Kompleks Sam Po Kong ini baru direnovasi, selain menjadi lebih megah juga lebih luas.
Di bagian belakang pelataran sembahyang yang paling besar tampak ukiran cerita tentang perjalanan Cheng Ho keliling dunia, termasuk ke Afrika.
Guanya sendiri agak gelap, dan dilarang mengambil foto di dalam Gua.
Sementara di paling ujung, ada Jangkar dari kapal Cheng Ho waktu kelompoknya tiba di pulau jawa.






Ukiran cerita perjalanan Cheng Ho, di bawah gambar ada keterangan perjalanannya.



mulut Gua.....

Jangkar dari kapal Cheng Ho

pohon rantai, mirip rantai kapal ya^^

Selesai berkeliling dan foto-foto sudah saatnya makan siang.
Kali ini makan di Restoran Santai Ria, menu makanan Ikan Kerapu Tim, Cumi goreng Telur Asin, dan Baby Kaylan tumis polos.
Dari ketiga macam masakan itu, cuma Cumi Goreng Telur Asin yang rasanya kurang enak, bentuk cumi gorengnya pun tidak menggugah selera.

Hari ketiga di Semarang tanggal 29 Oktober 2008, pagi-pagi menuju ke Watugong untuk melihat Vihara Buddhagaya. Di Kompleks Vihara ini ada sebuah pagoda. Saat menginjakan kaki pertama kali dan melihat pagoda rasanya bukan berada di Indonesia.
Selain Pagoda juga ada Patung Buddha Tidur. Sempat terlihat ada papan yang tertulis akan dibangun Patung Buddha dari perunggu setinggi 35 meter, sayang tidak ditulis kapan pembangunan tersebut akan selesai.



Patung Buddha di dalam Pagoda

Patung di dinding depan Pagoda, tiap sisi ada satu macam patung

patung Buddha Tidur

Setelah kembali ke kota Semarang, wisata berikutnya mengunjungi Vihara Mahavira di Taman Marina. Vihara ini dihiasi banyak patung Buddha di halamannya, sementara di bagian dalam terdapat patung Avalokitesvara (Kwan Im) dengan berbagai wajah dan posisi.




Menu makan siang kali ini Pindang Daging, rasanya agak mirip rawon. Dilanjutkan dengan cemilan Serabi Notosuman, nah ini rasanya enak banget, ada rasa coklat atau yang biasa (santan). Kalau menurut lidahku sih rasanya enak yang biasa, bagian tengahnya yang putih terasa langsung lumer di lidah, rasa santannya pun pas, gurih, asin dan manis, kombinasi yang enak sekali.

Selesai sudah jalan-jalan 3 hari di Semarang.