Monday, February 4, 2008

Arisan keluarga di SMS


Teka-teki hubungan Thiat Tiong-tong (Thi Tiong Siang) dan Coh Liu-hiang

Pendekar harum merupakan karya Gu Long yang berbau detektif, dengan lakon Coh Liu-hiang, tokoh yang romantis, tenang, berpikiran cermat dan berjiwa setia kawan.

Tentang tokoh yang satu ini, Gu Long hanya mengisahkan perjalanan hidupnya, asal-usulnya hanya disinggung secara sepintas.

Banyak pembaca curiga Ya Te (Kaisar Malam) adalah guru Coh Liu-hiang, tapi ternyata tidaklah begitu. Gu Long belum pernah menjelaskan secara detil asal-usul pendekar ini.

Mari kita menelaah asal-usul Coh Liu-hiang.

1. Pertama kali Gu Long menyinggung asal-sul Coh Liu-hiang adalah dalam cerita Peristiwa Burung Kenari (hal 348-349):Lamkiong Yan menepekur sebentar seperti sedang mengingat-ingat, katanya kemudian lebih kalem, “Orang ini seperti pula Coh Liu-hiang, orang Kangouw tiada yang tahu asal-usul ilmu silat mereka, yang diketahui mereka semula dari keturunan keluarga besar yang turun temurun, sejak kecil kegemarannya berlatih silat, maka di rumahnya mengundang banyak sekali guru silat, tapi kepandaian silat asli yang mereka bekal sekarang, bukan hasil didikan guru-guru silat di rumahnya itu.”

Oh Thi-hoa tersenyum sambil mengangguk kepala, katanya, “Ya, sedikitpun tidak salah.”

“Oleh karena itu banyak orang curiga, dalam keluarga mereka ada tokoh silat yang amat lihai bersembunyi di rumahnya dan secara rahasia mendidik dan mengajar ilmu silat kepada mereka. Tapi ada pula yang curiga, mereka menemukan buku pelajaran silat peninggalan entah Cianpwe yang mana.”

Oh Thi-hoa tetap tertawa, ujarnya, “Kau bisa tahu begini banyak, tentu tidak mudah mendapat bahan-bahannya.”

Lamkiong Yan tidak menghiraukan ocehannya, katanya lebih lanjut, “Akan tetapi, meski dibesarkan bersama Coh Liu-hiang, ilmu silat mereka justru jauh berbeda, ilmu silat yang dipelajari mengutamakan kekerasan, mirip ilmu silat Thi-hiat-tay-ki-bun masa lalu.”

Kini Oh Thi-hoa tak bisa tertawa lagi, kulit mukanya terasa kaku dan mulut pun melongo keheranan.

Tapi melirik pun tidak kepadanya, Lamkiong Yan meneruskan uraiannya, “Dulu setelah Thi Tiong-siang (Thiat Tiong-tong ---- Pendekar Panji Sakti) menegakkan perguruan Thi-hiat-tay-bun-ki, Ya-te ayah beranak lantas pesiar keluar lautan dengan seorang Cianpwe yang bernama Ji-cu-han, mereka pernah lewat di kampung kelahiran orang ini, maka menurut dugaan Tecu, ilmu silat yang dipelajari Coh Liu-hiang didikan langsung dari Ya-te (Kaisar malam), sementara Ji-cu-han (lelaki telanjang kaki ---- Pendekar Panji Sakti) menerima orang ini sebagai murid.”

Oh Thi-hoa menghela napas, katanya seperti mengigau, “Tebakanmu meski tidak tepat juga meleset tidak terlalu jauh, tak heran orang Kangouw gentar terhadap kalian, agaknya kalian punya kebolehan yang lebih unggul dari orang lain.”

Dari penuturan di atas, jelas telah dibeberkan asal-usul Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa.

Tatkala Lamkiong Yan mengatakan, “ilmu silat yang dipelajari mengutamakan kekerasan, mirip ilmu silat Thi-hiat-tay-ki-bun masa lalu”, Oh Thi-hoa tak bisa tertawa lagi, kulit mukanya terasa kaku dan mulut pun melongo keheranan. Hal ini menyimpulkan bahwa Oh Thi-hoa memang ada hubungan erat dengan perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun.

Kemudian ketika Lamkiong Yan menduga ilmu silat Coh Liu-hiang hasil didikan Ya Te, sedang si lelaki bertelanjang kaki (Ji-cu-han) menerima Oh Thi-hoa sebagai murid, waktu itu Oh Thi-hoa menghela napas, katanya seperti mengigau, “Tebakanmu meski tidak tepat juga meleset tidak terlalu jauh ....”.

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu silat Coh Liu-hiang bukan dipelajari dari Ya Te dan Ji-cu-han pun bukan guru Oh Thi-hoa, namun menunjukkan pula bahwa Oh Thi-hoa maupun Coh Liu-hiang mempunyai hubungan erat dengan perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun.2.

Dari judul buku Pendekar harum (Coh Liu-hiang Toan-ki) disebut juga Thi-hiat-toan-ki (Kisah darah baja), sementara Da Qi Ying Xiong Zhuan (Tay-ki Enghiong Toan) disebut juga Thi-hiat-tay-ki (Panji sakti darah baja).

Mustahil tanpa sebab Gu Long memberi judul Thi-hiat-toan-ki untuk cerita Coh Liu-hiang Toan-ki, hal ini menunjukkan Oh Thi-hoa maupun Coh Liu-hiang memang benar mempunyai hubungan dengan Thi-hiat-tay-ki-bun.

Tapi apa hubungannya?

Pada halaman 185 Peristiwa burung kenari, diceritakan:Entah mengapa pada detik-detik sebelum ajal, pikirannya mendadak melayang ke tempat nan jauh di sana, di suatu tempat di pucuk utara yang bertanah salju.

Terbayang olehnya waktu dirinya masih kecil, waktu dia bersuka ria bergulingan dengan Oh Thi-hoa di bukit salju, secara diam-diam Oh Thi-hoa menyusupkan segenggam salju yang dingin ke dalam lubang baju di lehernya.

Gumpalan salju itu terus melorot turun sampai di dada, perasaan di waktu kecil dulu mirip benar dengan keadaan sekarang.

Kehidupan mereka amat susah, hal ini bukan hanya satu kali Gu Long menyinggungnya, mustahil mereka berasal dari keluarga persilatan kenamaan, keturunan keluarga persilatan kenamaan takkan mengalami kehidupan susah seperti Coh Liu-hiang, terlebih tak mungkin bisa membentuk watak tenang, tak gampang panik.

Bagi yang telah membaca Da Qi Ying Xiong Zhuan (Pendekar panji sakti) pasti tahu bahwa semua anak murid perguruan Thi-hiat-Tay-ki-bun dibesarkan di wilayah bersalju di luar perbatasan, padahal Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa pun tumbuh dewasa di tanah bersalju.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa Coh Liu-hiang maupun Oh Thi-hoa sesungguhnya adalah anggota perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun, bisa jadi mereka she Thi (Thiat), yang lain she Im, sedang nama yang mereka gunakan adalah nama samaran.

Dari julukan Su-Coh-Liu-Hiang (Hokkian) atau Si Chu Liu Xiang (Pinyin), empat penjuru meninggalkan bau harum, bila kita buang huruf Su atau Si, maka tinggal Coh Liu-hiang (Chu Liu Xiang). Sementara julukan Hoa-ou-tiap (Hu Tie Hoa), bunga kupu-kupu, bunyinya persis sama dengan nama Oh Thi-hoa.

Hal ini membuktikan nama Oh Thi-hoa pun palsu.

Bila guru Coh Liu-hiang bukan Ya Te, lalu siapa?Dari perkataan Lamkiong Yan, jelas Coh Liu-hiang menguasai ilmu silat Thi-hiat-tay-ki-bun dan dari Ya-te.

Dalam Pendekar panji sakti, dimana Thiat Tiong-tong (Thi Tiong-siang) terkurung di bawah lorong bawah tanah selama tiga bulan bersama Ya Te, pada saat itu Ya Te telah mewariskan segenap kepandaian silatnya kepada Thiat Tiong-tong, waktu itu Thiat Tiong-tong mengira dialah penyebab terjadinya perkawinan antar saudara, Sui Leng-kong dengan Cu Cau, sehingga untuk menghilangkan tekanan batin yang dideritanya, dia mengalihkan seluruh konsentrasinya mempelajari ilmu silat.

Dengan ilmu Kia-ih-sin-kang yang dimiliki, dia berhasil mempelajari seluruh kepandaian silat Ya Te hanya dalam waktu tiga bulan saja.

Ketika kemudian Thiat Tiong-tong terjun kembali ke dalam dunia persilatan, tentu saja ilmu silat yang dia gunakan adalah ilmu silat Ya Te, dari sini bisa disimpulkan bahwa Coh Liu-hiang tanpa perlu belajar langsung dari Ya Te mampu menguasai ilmu silatnya, sebab Coh Liu-hiang mempelajari dari Thiat Tiong-tong.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan kalau ilmu silat yang dipelajari Coh Liu-hiang berasal dari Thiat Tiong-tong.

Bukankah Coh Liu-hiang murid Thi-hiat-tay-ki-bun? Dengan sendirinya Thiat Tiong-tong sebagai Ciangbunjin perguruan itu akan mewariskan seluruh ilmu silatnya kepada anak muridnya.

Lalu bagaimana dengan aliran silat Oh Thi-hoa?Karena Oh Thi-hoa pun murid Thi-hiat-tay-ki-bun, lagi pula aliran silatnya bersifat keras, tentu saja dia mempelajarinya dari Im Ceng serta Im Kian.Kalau benar Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa adalah murid perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun, berarti mereka pun mempunyai hubungan darah dengan Thiat Tiong-tong serta Im Ceng, padahal ilmu silat Coh Liu-hiang dipelajari dari Thiat Tiong-tong, maka besar kemungkinan antara Thiat Tiong-tong dan Coh Liu-hiang ada hubungan darah.

Dari cerita Legenda Kelelawar hal 457-458:“Ksatria besar yang kumaksudkan itu ialah ketua Tay-ki-bun (perguruan panji besar), pendekar besar yang tiada banding-annya, jago nomor satu di dunia, Thi-tayhiap, Thi Tiong-tong!” demikian sekata demi sekata Gui Heng-liong menjelaskan.Thi Tiong-tong!Demi mendengar nama ini, mendadak suasana menjadi su-nyi senyap, semua orang sama menahan napas. (Kisah Pendekar besar Thi Tiong-tong pada seri ke-6, akan terbit).“Selama ratusan tahun ini, kalau ada seorang tokoh persi-latan yang benar-benar dihormati dan dikagumi serta pantas mendapat predikat ‘nomor satu di dunia’, maka orang itu adalah Thi Tiong-tong!”Lalu terdengarlah orang banyak menghela napas panjang.

Sampai agak lama barulah Ci-lotoa mengembuskan napasnya, lalu bertanya pula, “Anda kenal Thi-tayhiap?”Lantaran nama ‘Thi Tiong-tong’, panggilannya kepada Gui Heng-liong seketika berubah menjadi sungkan pula.......“Thi-tayhiap memang terkenal dingin di luar, panas di da-lam. Terhadap orang paling jahat sekalipun dia tetap memberi kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri, dalam hal ini dia memang sama dengan Coh-hiangswe,” ujar Ci Put-coan.Dari kalimat terakhir, semakin membuktikan bahwa antara Thiat Tiong-tong (Thi Tiong-tong) dengan Coh Liu-hiang kemungkinan besar mempunyai hubungan darah, apalagi ketenangan Coh Liu-hiang dalam menghadapi persoalan, kecermatan dan ketelitiannya dalam mengatasi keadaan, kesetia-kawanan serta kebajikannya sangat mirip Thiat Tiong-tong.Jika antara mereka berdua tak ada hubungan, mengapa dalam Legenda Kelelawar Gu Long merasa perlu membahas Thiat Tiong-tong panjang lebar? Maka 90% Coh Liu-hiang adalah anak Thiat Tiong-tong dengan Sui Leng-kong.Judul Kisah pendekar harum seharusnya Kisah darah baja, sedang Kisah Pendekar panji sakti seharusnya berjudul Panji sakti darah baja.Bila Coh Liu-hiang dari she Thiat, kemungkinan besar Oh Thi-hoa dari she Im, sebab Gu Long selalu mengisahkan dua keluarga itu serta latar belakang perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun.

Karena usia Oh Thi-hoa jauh lebih tua ketimbang Coh Liu-hiang, maka besar kemungkinan Oh Thi-hoa adalah putra Im Kian dengan Leng Cing-soat.Berikut adalah kisah penutup Da Qi Ying Xiong Zhuan (Pendekar panji sakti) yang tidak dimuat:Ketika Thiat Tiong-tong bersama Ya Te berhasil meloloskan diri dari lorong bawah tanah, mereka menjumpai Sui Leng-kong sekalian yang sedang melakukan pencarian di sepanjang pesisir laut, saat itulah Thiat Tiong-tong bertanya kepada Sui Leng-kong apakah dia telah menikah dengan Cu Cau.

Ketika tahu kesalahan fatal tidak sampai terjadi, tak terlukiskan rasa girang Thiat Tiong-tong.Maka setelah berhasil membangun kembali perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun, Thiat Tiong-tong pun menikah dengan Sui Leng-kong, sedang anak mereka adalah “Coh Liu-hiang” yang seharusnya bernama “Thiat ....”.Jit-ho Nionio yang tahu Im Ceng adalah putra kandungnya, tentu saja tidak membiarkan putranya mati melompat ke dalam jurang, sesuai dengan sumpahnya, bila ada murid Thi-hiat-tay-ki-bun yang rela mengorbankan nyawa demi kekasih hatinya, dia akan melupakan semua perselisihannya dengan perguruan itu, maka dia pun menerima kembali Im Ceng dan menjodohkannya dengan Un Tay-tay.Buah hati dari perkawinan Im Ceng dan Un Tay-tay tak lain adalah Ki Ping-yan.Sesuai dengan maksud dan tujuan perguruan Thi-hiat-tay-ki-bun, maka Coh Liu-hiang, Oh Thi-hoa dan Ki Ping-yan bersama-sama mengembara dalam dunia persilatan serta menghadapi setiap ketidak adilan yang terjadi dalam dunia persilatan.


(diterjemahkan oleh : Tjan ID)