Friday, October 24, 2008

Eropa Hari Ke-8

9 Oktober 2008

Engelberg - Vaduz - Innsbruck - Venice
(Swiss - Leichtenstain - Austria - Italy)

Hari ini perjalanan akan sangat panjang, seluruh peserta setuju untuk menambahkan Leichtenstain dan Austria dalam perjalanan, meski akan sedikit memutar.
Perhentian pertama kami kota Vaduz, ibukota negara terkecil di dunia, Leichtenstain. Luas negara ini hanya 160 km persegi.
Negara ini terkenal dalam bidang filateli, untuk pemerintahannya sendiri mereka mengandalkan Swiss, jadi mata uang yang digunakan pun sama. Vaduz bukan kota besar, bahkan sangat sepi padahal sudah pukul 10 pagi. Beberapa peserta sudah mulai berbelanja untuk menghabiskan sisa uang Swiss (CHF).



sepinya, jam 10 pagi nih.....

Setengah jam kemudian perjalanan kembali dilanjutkan dengan tujuan kota Innsbruck di Austria. Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan indah serta melalui banyak terowongan yang menembus gunung.
Terowongan-terowongan ini panjangnya bisa belasan kilometer. Setiap keluar dari terowongan kami selalu dikejutkan dengan pemandangan yang indah, puncak-puncak gunung dengan salju abadi, air terjun dari mencairnya es di puncak gunung, padang rumput dengan sapi atau domba yang sedang merumput, kebun-kebun anggur, dan aliran sungai yang jernih. Benar-benar seperti lukisan. Mata pun tidak ingin terpejam.


air terjun dari es yang mencair

Makan siang dilakukan di pom bensin, kali ini ada semacam restoran. Menu makanan yang dipesan Wiener Schnitzel (€ 9,10) yang dilengkapi dengan linggonberry jam, salad dan kentang goreng.
Makanan populer di Austria.Menu lainnya adalah Cordon Bleu yang disajikan dengan salad dan kentang goreng dengan harga € 9,90. Porsi makanan cukup besar, namun rasanya biasa saja, tidak istimewa. Kesulitan yang dihadapi pengunjung karena pelayannya sangat sedikit hingga saat ingin memesan pun harus menunggu lumayan lama, dan tidak bisa berbahasa Inggris. Kali ini saat membeli air mineral botol rupanya salah pilih sehingga terbeli air soda. Agak membingungkan sebenarnya karena tidak ada tulisan gas, ataupun petunjuk yang membedakan.

Innsbruck merupakan kota dalam lembah yang dikelilingi pegunungan. Bangunan bersejarah yang dikunjungi adalah Golden Roof (Goldenes Dachl) merupakan landmark kota Innsbruck. Bangunan ini dibangun untuk raja Maximillian I. Balkon di bawah atap tersebut digunakan raja untuk menonton kejadian di lapangan di bawahnya.
Di sekitar Golden Roof banyak toko-toko, termasuk toko kristal Swarovski. Toko ini menjual pajangan kristal hingga perhiasan dari kristal. Beberapa orang berbelanja dengan cepat, karena waktu yang diberikan tidak lama, sementara kami berkeliling melihat-lihat.
Di sisi jalan tampak ada musisi jalanan sedang memainkan lagu, ada sepasang suami istri yang berdansa mengikuti lagu itu. Tak jauh dari sana tampak patung hidup, manusia yang berdandan dan berdiri seperti patung.






Perjalanan kembali dilanjutkan, Venice masih jauh. Makin mendekati Itali, pemandangan pun mulai berubah, beberapa kali kami melihat bangunan yang tampak seperti kastil ada di atas bukit.



Lalu gereja-gereja yang bangunannya mirip satu sama lain. Tiba di kota Venice seharusnya kami ke meeting point dulu untuk membayar pajak wisata. Grup wisatawan yang berkunjung di kota-kota Itali harus membayar
pajak yang tarifnya berbeda-beda. Namun, karena sudah jam makan malam akhirnya memutuskan untuk ke restoran.
Selesai makan pemandu wisata memberitahukan kalau sebelum ke hotel akan membayar pajak terlebih dahulu. Saat di perjalanan bis menemui kendala karena jalan yang dilalui harus melewati bawah jembatan, sementara
bis jauh lebih tinggi sehingga harus mencari jalan lain. Hari sudah gelap, supir menggunakan GPS untuk mencari jalan lain. Bis melaju ke jalan kecil yang berliku sementara tidak ada lampu jalan sedang kiri-kanan
merupakan ladang-ladang dengan rumah-rumah yang gelap. Grup kami merasa sedikit tegang, sudah melirik satu sama lain, dan sempat berkata apakah kami disesatkan oleh mafia atau akan dibawa ke tempat sepi lalu dibuang.
Rasanya perjalanan sangat panjang, namun akhirnya kami tiba di hotel, rupanya pemandu wisata kami salah mendapat informasi dari pengemudi. Dan kami salah duga atas pengemudi, salut dengan kesabarannya karena jalan yang dilewati sangat tidak mudah apalagi dalam kegelapan. Rupanya hotel ini sangat dekat dengan jembatan yang tidak bisa kami lalui tadi. Hotel ini merupakan bangunan tua, dengan dekorasi masa lalu, namun kamarnya luas meski tidak ada lift.
Kami pun segera beristirahat.

No comments: